iluhnuna

Tempat Curhat Terbaik dan Esensi Curhat

1 komentar

apa itu curhat

Setiap orang pasti pernah yang namanya curhat alias mengeluarkan unek-unek dalam pikirannya. Karena setiap manusia yang masih hidup pasti mempunyai masalah. 

Terkadang ada orang yang bisa menyimpan masalah itu sendiri tapi ada juga yang butuh seseorang untuk mendengarkan segala masalahnya.

Karena sejatinya manusia itu adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dengan mengandalkan diri sendiri. Tapi sepertinya saat ini definisi ini mulai tergeser jaman sih. 

Ada beberapa orang yang menyukai hidup sendiri tanpa gangguan orang lain. Eh itu sikap yang tergeser jaman apa ada gangguan lain ya? Intinya di kota-kota besar sebagian masyarakatnya lebih memilih hidup individualis sih.

Individualis bukan berarti tidak punya teman dan tidak punya masalah. Mereka yang terkesan hidup individualis nyatanya tetap mempunyai teman hanya saja tidak banyak. Lebih tepatnya mereka nyaman dengan satu atau dua orang.

Apa Sebenarnya Esensi Curhat?

Aku yang dari kemarin-kemarin mencari ide postingan blog tiba-tiba saja terlintas di benak tentang curhat. 

Apa sih esensi dari curhat? Mendadak pagi ini aku bertanya-tanya. Mengutip dari KBBI online esensi memiliki arti inti; hal yang pokok; hakikat.

Curhat adalah sebuah cara seseorang untuk mencari solusi ataupun sekedar berbagi masalahnya, ingin didengarkan. Esensi dari curhat sejatinya salah satu cara untuk meringankan beban pikiran dan mengurangi stress.

Apakah Curhat Itu Penting?

Kalau jaman dulu ketika remaja puber aku seringkali menumpahkan segala unek-unek ke media sosial. Saat itu media sosial yang populer adalah Facebook. Tipe curhatan ngga jauh-jauh dari patah hati atau sedang jatuh cinta.

Saat ini media sosial sudah beragam. Platform populer seperti Whatsaap kini bisa bikin story layaknya Instagram. Sekarang dimanapun bisa berkeluh kesah layaknya artis yang bikin story Ig dengan background hitam terus tulisannya panjang.

Semakin dewasa dan memasuki kehidupan rumah tangga, masalah yang dihadapi juga lebih kompleks. Rasanya sudah tidak tepat lagi jika berbagai masalah yang ada diceritakan via media sosial.

Aku dulu punya satu teman yang bisa aku percayai. Setelah masing-masing menikah dan terpisah jarak, hubungan kami juga seperti ada jarak. Jadi terasa sungkan untuk memulai curhatan.

apakah curhat itu penting

Curhat bisa menjadi hal penting dan tidak penting tergantung apa masalah yang kita hadapi dan kepada siapa kita bercerita. Bagiku curhat dan sambat itu berbeda sih. 

Kalau curhat itu lebih ke masalah yang personal dan memang kita butuh masukan dan butuh didengarkan. Nah kalau sambat alias mengeluh bagiku yang umum dialami setiap orang. Seperti "aku bosan dengan ini" atau "aku lelah menghadapi anak" dll. Ya sekedar mengeluh aja gitu. Hanya butuh kata-kata penyemangat aja. 

Terlebih dari banyak manfaat positif yang bisa kita dapatkan dengan menumpahkan curahan hati tapi curhat bisa saja menjadi bumerang untuk diri sendiri jika kita sembarang cerita kepada orang. 

Curhat bisa jadi memperbesar masalah bukannya menyelesaikan masalah. Apalagi masalah yang kita ceritakan tersebut berkaitan dengan orang lain. 

Jika curhatan kita bocor dan didengar orang tersebut apa tidak jadi masalah baru. Belum lagi ternyata apa yang dia dengar sudah dilebih-lebihkan. Ibarat kita cerita nasi pas menyebar malah jadi cerita bubur. Bahaya kawan!

Karena tidak semua orang bisa menahan diri untuk tidak bercerita tentang masalahmu. Terkadang orang yang kita ajak curhat tidak berniat membocorkan masalah yang didengar. 

Tapi karena merasa terpancing omongan orang bisa saja tanpa sadar orang tersebut membocorkan cerita kita. Belum lagi kalau mendadak kalian jadi bermusuhan. Jadi bahan deh curhatan kita. 

Dimanakah Tempat Curhat Terbaik?

Seperti kataku di atas, tidak semua orang bisa menjadi teman curhat yang bisa menyimpan cerita kita tetap aman. Lalu kepada siapa kita sebaiknya menceritakan apa yang kita rasakan?

1. Temukan Sahabat

Saat kita masih sebagai anak sekolah mudah sekali menemukan sahabat yang cocok dengan kita. Tapi akan berbeda cerita jika kita adalah ibu rumah tangga. Circle pertemanan kita tidak lagi seluas dulu. 

Nah inilah pentingnya kita mencari kegiatan lain dan menemukan komunitas. Carilah kegiatan yang kita sukai dan bergabunglah dengan komunitas. Apalagi saat ini berbagai informasi sangat mudah didapat.

Kita bisa masuk komunitas grup di telegram sesuai minat kita. Carilah teman sefrekuensi. Akan ada saatnya kita bisa merasa nyaman curhat dengan orang yang tidak kita kenal. Tapi sudah akrab bagaikan teman lama.

2. Tuhan

Kelihatan agamis sekali ya. Tapi sebagai manusia beragama memang curhat kepada Tuhan itu menjadi tempat curhat terbaik sih. Memang ketika curhat kita tidak akan langsung mendapat jawaban tapi setidaknya kita bisa merasa lega bukan?

Sudah pasti apa yang kita keluh kesah kan tidak akan menyebar. Percayalah Tuhan akan menunjukkan jalannya. Jika belum ketemu jalannya mungkin usaha kita belum maksimal. 

3. Pasangan

Bagi yang sudah berumah tangga curhat kepada pasangan itu jadi ajang saling bertukar pendapat. Selain itu kita juga bisa mendapat masukan baik pastinya.

Mau sambat atau ghibah lebih aman dengan pasangan. Karena sebagai pasangan suami istri tidak mungkin saling menjatuhkan di hadapan orang lain.

Saling bertukar cerita dengan pasangan juga bisa jadi ajang instrospeksi diri. Kita bisa saling mengingatkan, saling menasehati. 

Meski terkadang akan muncul percikan api tapi jika ditelaah dengan hati dan pikiran yang tenang, apa yang dikatakan pasangan itu tentu demi kebaikan diri juga. Karena terkadang lidah bisa saja keseleo dalam berucap. 

4. Benda Mati

Bercerita kepada benda mati bisa menjadi solusi lainnya. Benda mati disini maksudnya adalah buku. Jadi bukan berbicara pada benda mati seperti boneka atau barang gitu ya.

Familiar dengan diary bukan? Lagi populer saat ini adalah journaling. Ada berbagai macam jenis journaling. Salah satunya jurnal syukur atau gratitude journal untuk melatih rasa syukur dan kebiasaan positif. 

Daripada pusing memikirkan desain journaling dan macam journaling gunakan saja diary. Ya catatan keseharian. 

Daripada curhat di media sosial lebih baik menuliskan segala masalah dalam buku diary. Kalian juga bisa lebih bebas menuliskan apa saja tanpa perlu memikirkan kalimat ini pantas atau tidak. 

Bagiku menuliskan unek-unek, kekesalan kepada orang atau keadaan apapun yang aku rasakan aku lebih bebas menuliskan nya dalam buku diary. Karena tidak ada aturan, sopan santun atau etika yang harus diperhatikan. Karena ini adalah catatan pribadi tanpa dipublikasi. 

Kesimpulan

Curhat adalah sebuah cara seseorang untuk mencari solusi ataupun sekedar berbagi masalahnya, ingin didengarkan. Esensi dari curhat sejatinya salah satu cara untuk meringankan beban pikiran dan mengurangi stress.

Penting tidaknya kita perlu curhat tergantung dari tingkat masalah yang dihadapai dan kepada siapa sebaiknya kita membagikan cerita kita. Penting untuk menemukan tempat curhat terbaik.

Karena cerita jika mendarat di orang yang tidak tepat bisa jadi merugikan diri sendiri. Bukannya merasa lega dan tenang justru kita jadi punya masalah baru yang lebih besar. 


De Eka
프라나와 엄마. KDrama Lovers. Jung Yong Hwa fans. Bucinnya Suga & Jekey!

Related Posts

1 komentar

  1. Dulu waktu SMP pernah coba bikin diary buat wadah curhat gitu, tapi nggak bertahan lama, karena pernah dibaca ortu hahaha
    beruntung sekarang ada media curhat online seperti blog, jadi bisa nulis bebas disana
    Dulu pernah kepikiran pengen pergi ke psikolog gitu mbak, tapi ga jadi. Aku coba tenangin diri dulu, pelan pelan udah mulai stabil jiwa ini #tsahh

    tapi memang perlu juga sesekali cerita ke sohib yg bisa dipercaya atau pakar sekalian, biar lebih plong

    BalasHapus

Posting Komentar