iluhnuna

[Pengalaman] Hal Unik Dalam Berbahasa Sehari-Hari

Posting Komentar
bahasa dalam kehidupan sehari-hari

Orang yang menguasai banyak bahasa dan mahir menggunakannya disebut dengan polyglot. Aku juga ingin jadi poliglot tapi tidak mungkin dengan otak yang pas-pasan ini dan minim praktek.

Menceritakan pengalaman berbahasa ini aku menemukan kejadian-kejadian unik. Aku ini lahir dan besar di Bali. Orangtuaku juga orang Bali tulen tanpa adanya campuran. Otomatis bahasa sehari-hari yang ku gunakan dari orok adalah bahasa Bali.

Untungnya bahasa ibu yaitu bahasa Indonesia tetap diajarkan ya. Karena seringnya aku melihat kebanyakan anak kecil yang terbiasa berbahasa daerah rada susah berbahasa Indonesia.

Menginjak Sekolah Dasar aku pindah ke Surabaya. Anak-anak itu mudah menyerap lingkungan kan. Tanpa diajari pun aku dengan sendirinya bisa bahasa Jawa. Ya mau gimana kan lingkungan dan teman-teman juga kebanyakan berbahasa Jawa.

Tapi tetap orang tua di rumah menggunakan bahasa Bali karena tidak ingin bahasa daerah itu aku lupakan begitu saja. Karena tetap saja itu adalah bahasa tanah kelahiran. 

Kejadian Unik Berbahasa Daerah

Kelebihan manusia itu adalah kemampuan beradaptasi dengan lingkungan. 

Hal yang membuatku bahagia ketika menjadi murid pindahan yang notabene berbeda bahasa adalah mereka (teman SD ku) menyambutku dengan baik.

Setelah beberapa lama ada kejadian lucu jika kuingat lagi. Kami sedang berbincang-bincang. Seperti yang kita ketahui bersama lah. Kebanyakan orang jawa kalau ngomong pasti pakai bahasanya sendiri yaitu bahasa Jawa. 

Apalagi ini kami masih anak-anak. Kesadaran untuk berbahasa Indonesia dengan orang yang tidak mengerti bahasa jawa masih tidak ada. 

Saat itu aku ingat banget temen menunjuk pohon pisang dan bilang itu "gedang". FYI gedang dalam bahasa Jawa dan bahasa Bali itu memilki arti yang berbeda. 

Gedang (jawa)= Pisang

Gedang (bali)= Pepaya

Ya otomatis yang aku tangkap maksudnya pepaya dong. Makanya aku nyari pohon pepaya yang tidak ada disitu. Sampai bingung nyari dan menangkap maksudnya.  Oke itu adalah awal dari miskomunikasi bahasa yang terjadi. 

Ketika SMP aku pindah lagi ke Bali. Disini terjadi lebih parah lagi. Sebagai anak yang hampir 4 tahun hidup di Surabaya yang teman sebaya ngomongnya suroboyoan ya kemampuan berbahasa Bali jadi berkurang. 

Dalam artian aku mengerti bahasa Bali yang diucapkan tapi masih susah untuk mengucapkannya. Padahal di rumah ngomong bahasa Bali biasa aja tapi kayaknya campur-campur sih.

Disekolah aku pernah dikatain orang bodoh dalam bahasa Bali dan dikatain anjing dalam bahasa Bali ketika aku lewat. Dengan bangganya orang yang berkata itu bilang bahwa aku ngga bakal ngerti apa yang dia katakan. Padahal aku paham tapi aku memilih diam.

Sungguh keadaan yang berbanding terbalik dengan penyambutan di Surabaya. Makanya aku paling benci masa SMP ku. 

Percaya Garis Hidup?

Menguasai dua bahasa asing disebut dengan bilingual. Aku cukup menguasai dua bahasa daerah saja lah. Ada yang percaya takdir atau garis hidup???

Ketika memasuki dunia kerja rekanku justru lebih banyak orang Jawa. Alhasil aku tidak lagi punya kendala dalam berkomunikasi. Mau mereka pakai bahasa Jawa ya oke aja. Asal tidak bahasa halusnya saja. 

Kalau masih pakai bahasa sehari-hari ya masih pahamlah. Jadi kalau mereka berkata kasar pun aku paham.

Lucunya lagi justru aku berjodoh dengan orang Jawa Tengah. Lebih mengejutkan lagi kini aku justru tinggal di salah satu kota di Jawa Tengah. Padahal aku sama sekali tidak pernah merencanakannya apalagi memikirkannya. 

Rencana masa depanku berbeda dengan kenyataannya. Itulah manusia boleh berencana tapi endingnya tetap Tuhan yang menentukan.  

Berdasarkan pengalaman selama ini bahasa Jawa Timur itu memiliki perbedaan dengan bahasa Jawa Tengah meskipun sama-sama Jawa. 

Utamakan Bahasa Indonesia Lestarikan Bahasa Daerah Kuasai Bahasa Asing 

Kata diatas merupakan slogan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Bahasa Indonesia seperti yang kita tahu merupakan bahasa nasional atau bahasa pemersatu untuk seluruh masyarakat di negara Indonesia. 

Karena beragamnya bahasa daerah yang ada di Indonesia, maka Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi resmi digunakan untuk menengahinya. 

Bayangkan betapa susahnya berkomunikasi tanpa adanya bahasa Indonesia. Apa jadinya jika masing-masing orang hanya berbicara dengan bahasa daerahnya saja. 

Tapi kita juga harus tetap membudayakan bahasa daerah. Gunakan bahasa daerah saat berada di daerahmu. Hal ini juga penting agar jati diri bangsa tidak hilang.

Dunia saat ini semakin mudah diakses maka penting bagi kita juga belajar bahasa asing. Dengan memiliki kemampuan berbahasa asing kita juga mudah diakses dan mengakses negara lain. 

Berbicaralah sesuai kadar kemampuan orang yang kamu ajak bicara

Karena dengan bahasa kita bersatu. Bahasa daerah menyatukan tiap-tiap daerah. Bahasa Indonesia yang menyatukan seluruh masyarakat dari berbagai daerah menjadi satu kesatuan.

Bahasa asing dapat menyatukan antar negara yang disebut sebagai bahasa internasional. 

Kesimpulan

Berbahasa adalah tentang komunikasi sehari-hari. Kita tetap melestarikan bahasa daerah tapi penting juga untuk berbahasa Indonesia karena itu adalah bahasa Nasional yang mempersatukan.

Bisa terjadi miskomunikasi jika berbicara dengan bahasa daerah masing-masing seperti pengalamanku. Karena bahasa daerah bisa memiliki arti yang berbeda di tiap daerah. 

De Eka
프라나와 엄마. KDrama Lovers. Jung Yong Hwa fans. Bucinnya Suga & Jekey!

Related Posts

Posting Komentar