iluhnuna

Apakah Banyak Komunitas Banyak Teman?

Posting Komentar

komunitas blog

Siapa yang disini masih berkomunikasi dengan teman masa sekolahnya? Masih bisa sebestie dulu tidak?. Atau sekarang justru menghilang sudah tidak sedekat dulu lagi.

Kami semua tahu jika manusia itu makhluk sosial yang tentu saja harus berinteraksi dengan manusia lainnya. Kalau tidak bisa berinteraksi langsung di judge sombong, tidak suka bergaul dan sebagainya.

Sama seperti aku yang kata suami aku itu psikopat. Serem amat. Padahal maksud dia itu introvert. Haha jauh sekali melencengnya ya. Aku emang memiliki kepribadian yang bertolak belakang dengan suami. Kepribadian yang beda seperti ini kerap kali menimbulkan perang.

Desy Rachmawati dalam bukunya yang berjudul Knowing Your Personality menjelaskan jika orang dengan kepribadian introvert lebih sering menikmati dunianya sendiri. 

Mereka cenderung fokus pada pikiran, perasaan atau suasana hati dari dalam dirinya sendiri dibandingkan mencari dorongan dari luar. Mereka juga lebih suka menyendiri dengan suasana tenang dibanding suasana ramai. 

Jadi kalau ada orang yang suka berdiam diri di rumah saja dan mereka jarang berinteraksi pahamilah bahwa itu adalah kepribadian mereka. Mereka bisa melakukan hal tersebut demi mendapat kenyamanan. Dan jangan pernah memaksa seseorang untuk mengubah kepribadiannya. Tidak segampang membalikkan telapak tangan.

Lingkungan Asing

Ada pepatah cina yang mengatakan kalau orang bijak menyesuaikan diri dengan keadaan karena air membentuk dirinya sendiri dari bejana yang menampungnya.

Semasa sekolah aku punya teman yang kusebut 3 serangkai. Kemana-mana kami selalu bertiga. Ketika beda sekolah tinggalah aku dan temanku yang satunya jadi roommate semasa jadi anak kost. Pertemanan kami berubah menjadi 2 serangkai. 

Ketika aku memutuskan untuk kuliah sambil bekerja keadaan menjadi lucu buatku. Mungkin karena aku sering ditimpa keadaan yang aku adalah orang asing disuatu tempat. Jadi mau tidak mau aku harus berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru. 

kepribadian introvert

Sebutlah dari SD aku harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang mana sangat berbeda. Dan aku adalah orang baru yang tidak punya kenalan sama sekali disana. Aku pindah sekolah teramat jauh yaitu berbeda provinsi berbeda pulau pula. 

Semasa SMP pindah provinsi lagi yang otomatis aku orang asing yang tidak punya kenalan atau teman lagi. Berarti aku harus mencari teman baru disaat yang lainnya sudah membawa teman mereka masing-masing dari sekolah sebelumnya. 

Masa SMA ku juga begitu, sialnya ketika pembagian kelas tidak ada satupun teman dari sekolahku sebelumnya yang sekelas denganku. 

Ketika memutuskan lanjut kuliah sambil bekerja dimana aku lagi-lagi sendiri tanpa kenalan yang membersamai. Disitulah aku menguatkan diriku sendiri "oke selama ini kamu juga terbiasa sendiri kenapa harus takut" 

Itulah dimana akhirnya aku berteman dengan kesendirian. Merasa nyaman dengan kesendirian. Jika tiba waktunya ujian ya sudah melanglang sendiri pula.

Sampai dititik sekarang ini aku merasa lelah harus mengikuti bentuk bejana yang menampungku. Aku membiarkan rasa egoku tumbuh lebih besar untuk menutupi lelahku.   

Ruang Lingkup Pertemanan

Seiring bergantinya peran dalam hidup jumlah pertemanan juga menyesuaikan. Itu sih yang aku rasakan. 

Beberapa teman juga mulai menghilang dan sibuk dengan urusannya sendiri. Karena dari beberapa temanku memang ada yang menarik diri karena sudah berumah tangga dan mempunyai anak. 

Belum lagi aku kembali merasakan terdampar di lingkungan asing. Pindah provinsi lagi yang tentu saja aku tidak punya teman dekat seperti dulu apalagi teman yang bisa aku kunjungi.

Tentunya balik lagi apa-apa sendiri. Cuma sekarang bedanya ada teman hidup yang bisa mendampingi. Jadi kemana-mana sudah tidak sendirian lagi.

Tetap saja rung lingkup pertemanan aku sebagai IRT tidak bisa seperti dulu lagi. Aku lebih banyak memiliki kenalan yang usianya jauh diatasku bahkan sudah memiliki cucu. 

Belum lagi ternyata aku seusia dengan anak mereka. Jadi obrolan kami tidak nyambung. Karena minim pengalaman akhirnya aku lebih banyak menjadi pendengar. 

Komunitas Blog Dan Pertemanan

Awal kenal blogging juga begitu. Melanglang buana sendirian. Tidak ada teman untuk bertanya dikala bingung atau menghadapi kendala. 

Jadi ketika mencari tahu semuanya lewat bantuan google. Bahkan nekat beli domain untuk blog pertamaku juga dibimbing oleh google. 

Setelah memiliki blog dengan domain TLD itulah aku mulai mengenal beberapa komunitas blog. Mulai gabung berbagai komunitas satu persatu. 

Ada satu komunitas yang mempertemukan aku dengan orang dari daerah asalku. Aku pun mulai menyapanya dengan harapan kami bisa berteman. Tapi hal itu tidak terjadi. Sapaanku mungkin hanya sekedar say hello baginya tapi tidak berlanjut ke pertemanan yang aku harapkan.

Mungkin saja karena aku termasuk tipe orang yang kurang pandai bergaul. Jadi untuk akrab dengan orang baru itu sangat susah. Karena aku tipe orang yang kalau tidak diajak ngobrol ya tidak ikutan nimbrug. 

Cukup lama gabung berbagai komunitas nyatanya tidak membuat jumlah teman jadi banyak. Karena komunitas blog itu kita pasti bertemunya dengan dia lagi dia lagi. Ada perasaan dia senior dan aku masih junior.

Bertemu Teman Sefrekuensi

ciri-ciri teman sefrekuensi

Teman sefrekuensi ini biasanya sangat sulit didapatkan. Dan biasanya teman sefrekuensi ini bisa kita dapatkan hanya dalam satu kali pertemuan. 

Apa sih teman sefrekuensi itu? Sefrekuensi artinya menerima satu sama lain dan saling mendukung.

Adapun ciri-ciri sefrekuensi adalah: 

1. Ngobrol Nyambung

Kalau sudah bertemu teman yang mau kita ajak bahas apapun selalu nyambung rasanya seneng banget ya. Mau bahas hobi, film dan sebagainya nyambung aja gitu. Bahkan obrolannya bisa terjadi selama berjam-jam berganti-ganti topik tapi tetap seru. 

2. Nyaman

Terkadang kita juga tidak segan curhat masalah apapun itu dengan rasa nyaman. Saling mendukung keputusan satu sama lain dan memberi masukan tanpa menghakimi.

3. Suportif

Teman sefrekuensi akan selalu bisa menjadi support sistem saat kamu merasa lelah dengan keadaan. Biasanya dia akan mendengarkan curhatan kita dan paling mengerti keadaan kita tanpa membanding-bandingkan. 

Saat ini aku merasa sudah menemukan teman sefrekuensi dari salah satu komunitas blog. Tidak usah kusebut namanya lah ya. Jadi kami bertemu karena mengikuti pelatihan ngeblog selama kurang lebih 3 bulan.

Semakin dekat karena kebetulan kami juga tergabung sebagai salah satu tim pengurus di komunitas tersebut. 

Alasan kami bisa berteman karena kami sama-sama suka drama Korea dan idolnya meski berbeda fandom. Jadi obrolan kami bisa panjang kalau sudah membahas perKoreaan. 

Ditambah kami berdua berhasil meracuni mbak satunya lagi untuk mari ngebucin. Kebetulan dia akhirnya bucin sama Lee Do-hyun. Lagi bucin justru ditinggal wamil. Senasib ya kita mba sama-sama ditinggal pas lagi sayang-sayangnya.  

Selain sama-sama suka Korea, kami juga saling menumpahkan unek-unek, cerita permasalahan yang sedang dihadapi. Kita pun saling support dan memberi dukungan agar kewarasan tetap terjaga. 

Karena sebagai ibu-ibu kewarasan ini adalah modal utama agar kita tetap bisa menjadi ibu peri dirumah layaknya Nikita Willy dalam mengasuh baby Issa.

Kesimpulan

Memiliki kepribadian Introvert itu sering disalah artikan oleh orang sebagai orang yang sombong lah karena tidak mau bergaul. Tapi yang namanya kepribadian itu susah sekali untuk diubah.

Tak jarang orang dengan kepribadian Introvert tidak memiliki banyak teman. Tapi dia akan berisik sekali ketika bertemu dengan orang yang cocok dengannya. Teman yang memiliki frekuensi yang sama dengannya. 

Alasan kita bisa akrab dengan teman yang baru saja kita temui melalui komunitas blog karena memiliki ketertarikan yang sama. Ketertarikan itu membawa kami kedalam hubungan pertemanan yang bukan hanya sekedar kenal. 

keb challenge


Referensi:

Rachmawati, Desy. 2023. Knowing Your Personality. Yogyakarta: Brilliant


De Eka
프라나와 엄마. KDrama Lovers. Jung Yong Hwa fans. Bucinnya Suga & Jekey!

Related Posts

Posting Komentar