iluhnuna

Rasa Iri Pada Privilege Orang

4 komentar
rasa iri

Sesuci apapun manusia pasti pernah merasa iri akan kehidupan orang lain. Itu seperti sebuah rasa yang memang ada dalam diri manusia. Hanya level iri dan pengendalian diri saja yang membedakan. Rasa iri atau cemburu akan kehidupan orang pasti pernah dirasakan siapa saja.

Mengutip dari halaman klik dokter rasa iri dan cemburu ternyata memiliki pengertian yang berbeda. Rasa iri timbul ketika seseorang terobsesi akan sesutau yang tidak dia miliki. Sementara cemburu melibatkan lebih banyak emosi di dalamnya. Seperti rasa takut, marah dan curiga.

Rasa iri itu muncul terhadap sesuatu yang belum pernah menjadi milik kita sementara cemburu adalah sesuatu yang sudah menjadi milik kita dan ada rasa takut untuk diambil oleh orang lain.

Rasa iri biasanya diikuti dengan kata dengki. Rasa dengki ini merupakan perasaan marah dan tidak suka kepada sesuatu yang tingkatnya diatas rata-rata. Levelnya sangat parah. 

Sementara rasa iri yang aku alami bukanlah seperti pengertian tersebut. Aku iri pada kehidupan orang yang tampaknya mudah padahal aku sendiri sudah memiliki hal itu hanya saja beberapa tidak bisa aku gunakan. Gimana ini konsepnya...

Tentang Privilege 

Privilege jika dijelaskan singkatnya adalah hak istimewa. Sering banget ya kita mendengar kata ini. Cantik dan ganteng itu juga jadi privilege di negeri ini. 

Pengertian panjangnya privilege adalah hak istimewa atau keuntungan yang tidak dimiliki oleh orang lain dalam kehidupan sosial pada umumnya. 

Privilege juga tidak melulu tentang orang kaya. Meski kebanyakan memang seperti itu. Orang yang memiliki privilege lebih banyak berasal dari kalangan orang berduit.

Salah satu contoh privilege ekonomi yang tidak melulu harus kaya bisa juga dengan memiliki kesempatan yang bisa kita ambil dan digunakan dengan baik. 

Misal saja mendapat beasiswa dan kita bisa menggunakan kesempatan itu untuk merubah keadaan diri. Itu juga termasuk privilege yang tidak semua orang bisa dapatkan. 

Bisa juga orang yang giat mempelajari sesuatu, dia pun bisa dengan cepat meraihnya karena lingkungannya mendukung dan dia punya kesempatan serta waktu untuk mengembangkan kemampuannya tersebut.

Privilege Orang dan Perasaan Iri

Orang yang memiliki privilege pasti ada saja orang yang menaruh rasa iri terhadap orang tersebut. Aku pun termasuk kedalam orang yang merasa iri terhadap privilege orang. 

Hanya saja rasa iri yang aku rasakan tidak sampai mengganggu. Rasa ini hadir justru untuk kembali mengucap syukur kepada diri sendiri. 

Maksudnya adalah aku iri dan aku sadar diri. Ya tidak mungkin aku iri dengan mba Raisa yang bisa ketemu Jungkook secara langsung di acara Calvin Klein baru-baru ini. Lha mau beli denim biar bisa kembaran sama si maknae aja harus mikir seribu kali. Boro-boro bisa ketemu langsung. 

Sebenarnya aku iri  lebih ke kemudahan hidup orang lain yang tidak aku dapatkan. Dalam artian aku mendapatkannya dengan berjuang sendiri. 

1. Masalah Kuliah

Aku merasa iri dengan orang yang bisa kuliah dibiayai orang tua secara full. Jadi fokus kita hanya pada nilai yang baik dan lulus dengan IPK yang sesuai harapan. 

Bisa ikut kegiatan kampus untuk menambah relasi dan menjalin pertemanan. Ketemu temen satu kampus gitu rasanya pasti enak. Bahkan tidak jarang bisa jadi bestie kan.

Aku itu bersyukur bisa menambah panjang nama dengan gelar yang aku usahakan sendiri. Dari akhir SMA itu aku tidak ada niatan kuliah sama sekali karena sadar diri akan kondisi ekonomi keluarga. Jadilah tamat SMA itu langsung terjun ke dunia kerja

Beberapa tahun kerja akhirnya aku mulai ingin kuliah. Benar-benar full biaya sendiri dari hasil gaji. Kalau kata orang kuliah sambil kerja. Bagiku sih kerja sambil kuliah.

Karena fokus utamaku kerja. Kalau tidak kerja ya tidak bisa bayar semesteran. Jadi ya tidak bisa fokus untuk belajar. Fokusnya harus multitasking. 

Hal yang paling aku ingat ketika gaji sebulan harus minus. Karena momennya pas banget semua tumpah di bulan itu. Pas bayar uang semesteran, pas bayar cicilan motor, bayar sewa kost pula. Kalau aku inget lagi kok bisa berlalu ya. Eh masih hidup juga sampai hari ini.

Kadang melihat kemudahan orang itulah yang membuat rasa iri dalam diri itu timbul. Betapa enaknya kuliah tanpa harus mikir yang lainnya. Fokusnya hanya pada nilai dan kegiatan yang bisa diikuti. 

Andai aku mengalami kemudahan itu apakah hari ini aku menjadi orang dengan nasib yang berbeda? 

2. Nikah

Kadang aku merasa miskin banget sih. Nikah aja harus mikirin biayanya sendiri. Nyari duitnya sendiri. Berdua sama mantan pacar sih. Berharap banget dapet uluran tangan dari pihak sana sini tapi nihil. 

Untunglah salah satu keluarga suami siap direpotin. Sebab itulah aku merasa hutang budi kepada beliau. 

Makanya kalian yang dinikahkan oleh orang tua tanpa mikirin tetek bengek lainnya bersyukurlah banyak-banyak. 

3. Rumah 

Lagi-lagi betapa menyenangkannya saat segala kebutuhan hidup itu disediakan orang tua. Tanpa perlu bersusah payah memulai dari nol.

Apalagi rumah dan segala isinya sudah disediakan. Kalau yang ini aku teramat sangat iri. Tanpa perlu mikir biaya cicilan rumah. Rumah sudah disiapkan tinggal nempatin doang.

4. Dekat Orang Tua

Ini nih privilege yang aku tidak punya. Kenapa pula harus jauh sekali merantaunya. Disaat bosan tidak ada tempat pelarian. Padahal kalau dekat kan bisa pulang ke rumah orang tua.

Hiling tipis-tipis. Anak bisa dititipin sama kakek neneknya. Ibunya bisa menenangkan diri sejenak.

Kalau jauh begini aku suka iri melihat orang yang bisa nitipin anaknya ke tempat neneknya sebentar atau main ke rumah orangtuanya dari pagi sampai sore. Setidaknya ngelayapnya masih benar gitu dimata suami dan orang-orang yang suka kepo.

Kesadaran Diri

Rasa iri ku bukanlah iri yang mendarah daging gitu. Hanya perasaan jealous sesaat saja pada keberuntungan orang-orang. Bukan juga menyalahkan orang tua atas pahitnya kehidupan yang dirasa.

Apapun yang terjadi dalam hidup tentu untuk mendewasakan diri. Bukan hanya umur yang mendewasakan tapi juga pengalaman hidup. 

Belum lagi di masa sekarang ini yang mana akses informasi sangat mudah di dapat. Banyak orang yang memamerkan pencapaian hidupnya yang tak jarang bikin perasaan iri muncul. 

Menghadapai hal tersebut kita harus barengi dengan kesadaran diri akan kemampuan hidup kita. Sadari juga privilege apa yang mereka miliki. 

Kemudahan akses belajar, bisa membeli bahan ajar yang diinginkan, kemampuan orang tua, dukungan lingkungan ataupun keluarga itu juga sebuah privilege. 

Jadi jangan terlalu iri dengan pencapaian orang lain sampai kita lupa melihat pencapaian hidup yang telah berhasil kita lakukan. 



 Referensi:

https://www.klikdokter.com/psikologi/relationship/mengenal-perbedaan-iri-dan-cemburu-dari-sudut-pandang-psikolog


De Eka
프라나와 엄마. KDrama Lovers. Jung Yong Hwa fans. Bucinnya Suga & Jekey!

Related Posts

4 komentar

  1. iya bener banget mbak, iri kemungkinan besar ada di tiap manusia, tapi semua tergantung kita bagaimana menyikapinya, ada yang biasa aja, karena memang jalan menuju puncak tiap orang juga beda-beda caranya
    Ada yang menjadikan kelebihan orang lain sebagai pemicu kita buat semangat lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba bener banget. Ada juga sebagai pemicu agar kita selalu semangat dan bersyukur

      Hapus
  2. iri boleh asal tidak sampai dengki ya hehe

    BalasHapus
  3. yg penting iri dalam artian positif... misalnya iri pengen punya rumah, trs bikin kita jd semangat nabung untuk menggapai impian punya rumah. Nah kalo itu boleh saja sih...

    BalasHapus

Posting Komentar