Kata orang melahirkan anak kedua itu lebih gampang tapi tidak semua orang bisa merasakan hal tersebut. Ada yang melahirkan normal dengan gampang. Ada pula yang melahirkan dengan susah. Bisa jadi susah keluar bisa pula susah penyembuhannya.
Dalam pengalamanku memang ketika melahirkan anak pertama itu susah keluarnya. Konon memang anak lelaki itu dilahirkannya lebih susah ketimbang anak perempuan ditambah lagi anak pertama.
Menahan kontraksi yang lama dan pembukaan lambat. Berdasarkan pengalaman tersebut aku berusaha untuk mengalami kejadian yang berbeda.
Apakah ekspektasiku sesuai dengan kenyataan? inilah cerita melahirkan anak kedua yang aku rasakan.
Pengalaman Melahirkan Anak Kedua
Sebenarnya pengalaman melahirkan kali ini bisa dibilang cukup mudah dan lancar. Namanya juga melahirkan tentu saja membawa cerita tersendiri mulai dari kontraksi sampai dengan proses melahirkan itu sendiri.
Memang ada perbedaan yang aku rasakan ketika hamil anak kedua dan melahirkan yang kedua kali. Mulai dari kontraksi yang tidak sesakit anak pertama. Masih bisa dibawa santai dan pembukaan juga berlangsung cepat. Tapi bukan berarti kontraksi itu tidak sakit ya.
Sambil menunggu tanda-tanda lanjutan aku masih berada di rumah dan sampai di bidan tempat yang aku pilih untuk melahirkan ternyata sudah pembukaan enam.
Dengan gelagapan aku langsung dibawa ke ruangan tindakan. Karena air ketuban juga sudah rembes. Tidak butuh waktu lama akhirnya si adik lahir dengan selamat.
Melahirkan Kali Kedua Bikin Trauma, Kok Bisa?
Melahirkan itu sakit, sudah pasti. Apapun metode yang dipilih mau normal atau sesar bagiku keduanya tetap meninggalkan kesan sakit.
Aku tidak tahu apakah ini memang faktor bawaan atau ada faktor lainnya. Tapi di anak kedua ini aku kembali mengalami pendarahan setelah si adik keluar.
Aku sudah berusaha dan wanti-wanti dengan adanya robekan yang banyak dengan beragam cara. Tapi memang untung tak dapat diraih, malang tak bisa ditolak.
Menurut bidan yang menangani, bekas jahitan anak pertama itu robek lagi dan alhasil aku kembali mendapat jahitan yang banyak. Horeeeee!! Jangan tanya mengapa, karena aku tidak tahu kenapa bisa begitu.
Hal pertama yang bikin trauma adalah ketika aku dijahit. Padahal sudah mendapat 2 kali suntikan bius tapi ngejahitnya itu terasa banget. Yang jarum ditusuk, benang ditarik, ngiket simpulnya. Astagfirullah rasanya.
Belum lagi perut ditekan-tekan untuk memastikan pendarahan berhenti dan normal kembali. Padahal aku tidak ingin disentuh-sentuh. Ibaratnya udah over stimulasi.
Hal kedua adalah dipasang kateter. Ngilu asli. Mana lepas pasang bolak balik ketika pas pengen kencing doang.
Kata orang lahiran normal itu enak karena langsung bisa beraktifitas dan gendong anak. Tapi tidak berlaku di aku. Tetap saja aku kembali terbaring di kasur dan tidak bisa mengurus si adik. Bahkan untuk duduk saja aku tidak bisa.
Parahnya penyembuhan luka jahit pasca lahiran kedua ini lebih lama. Kalau yang anak pertama lahirnya memang susah tapi ketika dijahit tidak berasa dan penyembuhannya kurang lebih 2 minggu sudah bisa beraktifitas.
Kali ini kutunggu sampai sebulan masih bikin susah duduk padahal sudah cek jahitan bolak balik. Sampai aku tahu kalau ada semacam daging yang tumbuh dari bekas jahitan di bagian dalam. Daging ini memanjang tumbuh keluar.
Kubawa periksa lagi dan terjadilah hal yang aku takutkan. Daging tumbuh itu harus dipotong dan aku mendapat jahitan tambahan lagi di waktu nifas yang sudah selesai tepatnya di waktu 2 bulan kurang 1 minggu. Meski tetap disuntik bius tapi sakitnya ditusuk jarum masih terasa jelas.
Kesimpulan
Melahirkan adalah proses yang pasti dialami setiap wanita demi menghadirkan kehidupan yang baru. Pengalaman melahirkan setiap orang tentu saja berbeda.
Pengalamanku ketika melahirkan anak kedua cukup membuat trauma. Mulai dari proses menjahit luka robek yang sampai perineum. Meski dibius tapi tetap terasa proses menjahitnya.
Proses penyembuhan luka yang lama ditambah lagi adanya tumbuh daging yang memerlukan tindakan pemotongan dan jahit ulang.
Sehat terus untuk para ibu. Kita hebat menjalani proses yang menyakitkan demi hadirnya sebuah kehidupan yang baru.

Posting Komentar
Posting Komentar